Meneladani 6 Karakter Mulia Paus Fransiskus: Uskup Agung yang Sederhana dan Penuh dengan Cinta Kasih

Suwit Creative – Paus Fransiskus melakukan perjalanan selama 12 hari untuk mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura dalam misi perdamaian dan persatuan. Negara pertama yang beliau kunjungi adalah Indonesia. 

Paus Fransiskus menilai bahwa Indonesia berperan dalam memajukan dan menjunjung keberagaman serta toleransi. Indonesia dengan mayoritas populasi penduduk memeluk agama Islam yakni sebanyak sekitar 86%, pemeluk agama Katolik mencapai sekitar 3% dan sisanya adalah pemeluk agama Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu dan kepercayaan lainnya, merupakan bukti nyata yang menunjukkan Indonesia adalah miniatur toleransi yang patut dicontoh oleh negara-negara di dunia.

Paus Fransiskus telah menunjukkan betapa beliau sangat menjunjung perdamaian dan toleransi dalam tiap kesempatan. Berikut ini 6 karakter mulia Paus Fransiskus yang patut untuk kita contoh. 

1. Sederhana

Paus Fransiskus adalah orang yang sederhana. Beliau bahkan lebih memilih untuk tinggal di apartemen sederhana dengan dua kamar di Domus Santa Marta (dulu dibangun oleh Paus Yohanes Paulus II di samping Basilika St Petrus), ketimbang bertempat tinggal di Istana Apostolik Vatikan.

Dalam kunjungannya kemarin ke Indonesia, Paus Fransiskus juga menunjukkan kesederhanaannya seperti ketika beliau memilih menaiki pesawat komersil dan mobil sipil.

2. Penuh Kedamaian

Salah satu misi yang dibawa Paus Fransiskus dalam kunjungannya kemarin adalah untuk menjunjung perdamaian. Dalam hal ini, menurut beliau Indonesia dan Vatikan punya kesamaan, lho. “Indonesia dan Vatikan memiliki komitmen yang sama untuk memupuk perdamaian dan persaudaraan serta memastikan kesejahteraan bagi masyarakat.” Ungkapnya.

Melansir dari Kompas, Paus Fransiskus juga mengungkap pendapatnya mengenai perdamaian. “Karena opus justitiae pax, perdamaian adalah karya dari keadilan,” kata Paus Fransiskus dalam pidato sambutannya di Istana Negara, Jakarta, pada hari Rabu 4 September 2024 silam.

3. Peduli Lingkungan

Salah satu concern terbesar Paus saat ini adalah tentang perubahan iklim. Menurutnya, efek dari perubahan iklim ini tidak hanya akan mempengaruhi lingkungan saja tetapi juga akan mempengaruhi tatanan masyarakat terutama bagi orang yang tidak berdaya, tidak punya power, berkehidupan miskin dan rentan lah yang akan merasakan beban terbesar.

4. Toleransi Tinggi

Jika membicarakan tentang toleransi, Uskup Agung yang sederhana ini dikenal juga karena memiliki toleransi yang tinggi. Beliau mengungkapkan keinginannya untuk mempelajari bagaimana orang beragama Katolik bisa hidup dengan baik dan damai di Indonesia yang mayoritas penududuknya beragama Islam.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, beliau tidak hanya bertemu dengan tokoh agama Katolik saja tetapi juga tokoh agama lain, salah satunya Imam Besar Masjid Istiqlal yakni, Nassarudin Umar, dimana Paus Fransiskus bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal meneken dokumen kemanusiaan yang berisi tentang komitmen kerukunan hidup beragama.

5. Menebar Cinta Kasih

Paus Fransiskus merupakan pengejawantahan dari inti ajaran Katolik yakni cinta kasih terhadap Tuhan dan sesama. Bagaimana beliau bersikap, berkomitmen dan dalam setiap khotbahnya beliau selalu menyampaiakan tentang pesan cinta kasih. Bahkan, beliau selalu berdoa untuk kedamaian wilayah-wilayah yang dilanda konflik.

Paus Fransiskus juga menyuarakan tentang hak asasi manusia misalnya ketika kunjungan ke Singapura, beliau meminta agar Singapura memberikan upah yang layak bagi para pekerja migran. Dalam berbagai kesempatan, Paus Fransiskus kerap menunjukkan rasa cintanya pada orang-orang lemah dan minoritas. Seperti membangun fasilitas kamar mandi dan toilet umum untuk tunawisma di Vatikan, mengunjungi narapidana, pengungsi dan orang-orang terlantar.

6. Melindungi Perempuan dan Anak

Permasalahan perlindungan perempuan dan anak juga menjadi hal yang disoroti oleh Paus Fransiskus. Dilansir dari Tempo, beliau mengungkapkan bahwa, “Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam berbagai bentuk, baik verbal, fisik, maupun seksual, merupakan masalah yang mendalam dalam masyarakat kita.”

Perlu diakui, hingga saat ini praktek kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi diberbagai belahan dunia, baik dalam lingkup keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat. Harus berapa lama lagi perempuan dan anak-anak merasakan ketakutan, kekerasan dan ancaman hanya karena terlahir sebagai perempuan dan atau masih seorang anak-anak yang tak berdaya.

Itulah tadi karakter mulia Paus Fransiskus yang perlu kita jadikan tauladan agar kita bisa menjadi manusia dengan karakter yang lebih baik lagi, dimana ketika orang lain berada di dekat kita mereka akan merasa nyaman. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.***

Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Luar Negeri dengan Arsitektur Islam yang Menakjubkan. Jangan Lupa Bawa Kamera! – SuwitCreative (redaksiku.com)
Follow IG : Suwit Creative (@suwitcreative) ● Instagram Photos and Videos

Bagikan Ke :

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *